Logika Matematika Menurut Imam
Al-Ghazali
Banyak orang berbicara tentang logika, orang-orang
cenderung mengartikan logika sebagai sesuatu yang dapat difikir atau dihitung. Logika
berasal dari bahasa Yunani, logos yang
berarti kata-ata, fikiran, ide, argumen, alasan dan prinsip. Salah satu tokoh
yang memberikan sudut pandang tentang logika adalah Imam Al-Ghazali.
Sejak logika Aristetolian berkembang pesat di dunia
Islam. Banyak para filsof muslim yang terpengaruh dengan logika ini,
diantaranya adalah Imam Al-Ghazali. Beliau menuliskan buku logika yang cukup
sederhana namun sangat sistematis. Buku itu adalah “Al-Qisthas Al-Mustaqim” dan
“Mi’yarul Ilmi”. Untuk buku “Mi’yarul Ilmi” terbagi menjadi tiga bahasan yaitu
tashawwurat, tasdiqat dan al-wujud.
Tashawwurat
merupakan bahasan ilmu logika yang terkait dengan abstraksi sesuatu dalam otak
kita. Pemahaman yang baik tentang tashawwurat akan mempermudah kita mengetahui
atas hakekat sesuatu. Sedangkan permasalahan yang dibahas didalamnya berkisar
mengenai keputusan-keputusan yang bersifat penalaran (sebuah pemikiran untuk
dapat menghasilkan suatu kesimpulan) dan bersumber dari akal fikir manusia. Setiap
ilmu yang kita pelajari dalam matematika tidak lain berasal dari penemuan
tokoh-tokoh matematika yaitu melalui tahap penelitian, sehingga tokoh-tokoh
matematika dapat mengembangkan penemuan tersebut dengan akal fikirnya.
Bahasan
yang kedua terkait dengan tasdiqat, yaitu kiyas Aritetolian beserta syarat dan
bagian-bagiannya. Kiyas biasanya digunakan sebagai pembuktian mengenai
kebenaran sesuatu. Dalam ilmu matematika terdapat beberapa teorema-teorema yang
merupakan suatu pernyataan yang belum diketahui atau dipastikan nilai
kebenarannya sehingga teorema-teorema tersebut perlu dibuktikan nilai
kebenarannya.
Pada
bahasan tiga membahas tentang wujud. Wujud dapat diartikan sebagai semua fakta
yang ada atau semua kesaksian yang menunjukkan bahwa wujud itu ada (nyata). Seperti
halnya, aksioma dalam ilmu matematika yang berarti sebuah pernyataan yang kita
terima sebagai suatu kebenaran dan bersifat umum, serta tanpa perlu adanya
pembuktian.
Jadi, logika menurut Imam Al-Ghazali
sangat erat hubungannya dengan ilmu matematika dimana ilmu matematika tersebut
memerlukan penalaran serta pembuktian yang pasti.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar