Matematika India
Dalam kehidupan kita
pasti tidak jauh dari kata metematika. Matematika memiliki hubungan yang sangan
erat dengan rutinitas sehari-hari manusia. Matematika dapat membantu mmecahkan
berbagai permasalahn yang dihadapi manusia contohnya dalam hal perdagangan,
permerintahan, industri dan lain-lain. Dalam perjalanan sejarahnya, matematika
berperan membangun peradaban manusia sepanjang masa.
Nama India merupakan nama baru yang disebut ejaan
orang barat. Awal mulanya adalah Hind, yang terambil dari nama sungai Shindu,
salah satu sungai diIndia dari kata tersebut kemudian menjadi Hindustan.
India telah memiliki pengetahuan besar mengenai
matematika. Matematika Hindu atau matematika India dikenal sebagai Sulwa Sutra
atau “tali dari sloka”.
Matematika
India atau matematika hindu muncul oada abad ke-26 SM dan berakhir pada abad
ke-14 M. Metematika India berkembang setelah matematika China dan berakhir
tepat sebelum munculnya matematika Eropa abad pertengahan. Matematika India
dimulai sejak munculnya sebuah peradaban yang terletak di daerah aliran sungai
Indus. Peradaban ini biasa disebut peradaban Lembah Indus. Peradaban Lembah
Indus merupakan sebuah peradaban kuno yang hidup sepanjang sungai Indus dan
sungai Ghaggar-Hakra yang sekarang Pakistan dan India barat. Peradaban ini
sering juga disebut peradaban Harappa Lembah Indus, karena kota pengalihan
pertamanya disebut Harappa.
Sekitar abad ke-15 SM, bangsa India diusir oleh
bangsa Arya yang datang dari Asia Tengah. Selama ±100 tahun bangsa Arya
menyempurnakan tulisan Hindu dan bahasa Sansekerta. Beberapa penulis agama juga
menulis sejarah matematika karena dalam pembangunan altar Budha direntangkan
tali yang menunjukkan pengenalan Pythagoras.
Kemudian lahirlah matematika Vedanta yang berkembang
di India sejak zaman besi. Sekitar abad ke-9 SM, seorang matematikawan benama
Shatapatha Brahmana mulai menemukan pendekatan nilai π, dan kemudian antara
abad ke-8 dan ke-5 SM, Sulba Sutras memberikan tulisan-tulisan geometri yang
menggunakan bilangan rasional, bilangan prima, aturan tiga dan akar kubik, yaitu
dengan menghitung akar kuadrat dari 2 sampai sebagian dari seratus ribuan, memberikan
metode konstruksi lingkaran dan perhitungan luasnya menggunakan susunan persegi,
menyelesaikan persamaan linear dan kuadrat serta mengembangan Tripel Pythagoras.
Pada tahun 550 banga India menemukan bilangan nol
dan penulisan sistem letak untuk bilangan. Angka India atau Argam Hindiyyah
dimuali satu tempat kosong untuk angka nol. Para ahli matematika telah lama
menemukan bilangan nol, tetapi belum ada simbonya. Aryabrata menyebut bilagan
nol dengan kata “kha”. Aryabrata telah memasukkan nolpada sistem perhitungan
bukan sekedar tempat kosong. Konsep bilangan nol menggunakan satu tempat kosong
didalam pengaturan bentuk tabel telah dikenal dan didunakan di India dari abad
ke-6. Penggunakan simbol nol oleh orang India yang pasti adalah di Gwalior
Tablet Stone pada tahun 876. Dokumen tersebut tercetak pada lempengan tembaga
dengan simbol “0”.
Ensiklopedi Britanica mengatakan “literatur Hindu
membuktikan bahwa bilangan nol mungkin telah dikenal di depan kelahiran
Kristus, tetapi tidak ada catatan yang ditemukan dengan simbol seperti itu
didepan abad ke-9”. Ide-ide brilian matematikawan India selanjutnya dipelajari
oleh matematikawan Muslim dan Arab. Hal ini terjadi pada tahap-tahap awal
ketika marematika Al-Khawarizmi meneliti
sistem perhitungan Hindu (India) yang menggambarkan sistem niali tempat dari
bilangan yang melibatkan bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9.
Al-khawarizmi adalah yang pertama kali memperkenalkan penggunaan bilangan nol
sebagai nilai tempat dalam basis sepuluh. Sistem itu disebut sebagai sistem
bilangan Desimal.
Matematika
Hindu atau matematika India dikenal sebagai Sulwa Stra atau “tali dari sloka”. Semua
hal yang datang dari matematika India, angka nol adalah yang paling menonjol.
Pada tahun 550 bangsa India menemukan bilangan nol
dan penulisan sistem letak untuk bilangan. Para ahli matematika India telah
lama menemukan bilangan nol, tetapi belum ada simbolnya. Kemudian Aryabrata
menuebut bilangan nol dengan kata “kha”. Penggunaaan simbol nol oleh orang
India yang pasti adalah di Gwalior Tablet Stone padatahun 876. Dokumen tersebt
tercetak pada lempengan tembaga dengan simbol “0” kecil tercetak disitu.
Al-Khawarizmi meneliti sistem perhitungan India yang
menggambarkan sistem nilai tempat dari bilangan yang melibatkan 0, 1, 2, 3, 4,
5, 6, 7, 8 dan 9. Al-Khawarizmi adalah yang pertama kali memperkenalkan penggunaan
bilangan nol sebagai nilai tempat dalam basis sepuluh.
DAFTAR PUSTAKA